CERPEN
Ujian dan Negeri Sakura
Pengarang Supriyadi
Waktunya menuju negeri Sakura, cita
– cita yang selama ini sangat aku dambakan akhirnya tercapai juga. Di Bandara
Internasional Seokarno - Hatta sebagai saksi bisu mata buta melihatku
meninggalkan Tanah Air menuju tempat diamana aku akan menuntut ilmu. Dalam hati
ada rasa sedih, takut dan senang. Dari Bandara Internasional Seokarno - Hatta
aku berpisah dengan kedua orang tuaku karena aku akan melanjutkan pendidikanku
di salah satu Universitas di Tokyo, Jepang. Aku tak dapat menampung tangis
didepan kedua orang tuaku, karena aku akan pergi dalam waktu yang cukup lama,
yaitu kurang lebih 4 tahun. Satu pesan indah Ibuku yaitu tetaplah berusaha dan
selalu ingatlah kepada Tuhanmu. Akhirnya pesawat keberangkatanku siap untuk
menuju Negeri Sakura. Tangisanpun tak terbendung lagi. Akupun menangis dalam
pelukan hangat ibuku. Akupun menuju kedalam pesawat dan terus ingat dengan
tangisan Ibuku karena aku sangat sayang dengannya. Akupun terus memikirkan
bagaimana keadaanku disana nanti dan terus berdo’a semoga aku akan baik-baik
saja disana nanti dan aku dapat menyelesaikan pendidikanku disana hingga
menggapai cita-cita yang sangat aku dambakan selama ini.
Akhinya aku sampai juga di Tokyo, keluar
dengan pesawat dan dengan jaket hangat dari ibuku dan melihat keluar dengan
senyuman takut dan senang melihat negeri Sakura. Keadaan disana cukup dingin, yaitu
dengan suhu 20`C. Akupun langsung menuju ke tempat tinggalku dan memberikan
alamat yang sesuai dengan data dari instansi beasiswa untuk mahasiswa
internasional
”Sir,Please take me to this address!,
Pak, tolong antar saya ke alamat ini!”
Dalam perjalanan aku melihat
indahnya kota Tokyo dengan kesibukan penduduknya, lalu lintas yang tertib dan
ramai teratur tanpa adanya macet, kereta api, dan gedung bertingkat 50. Aku
terpaku melihat negeri ini sungguh indah dan tiada kata. Pohon sakura di tepi
jalan dan taman yang begitu cantik dimata melambangkan keramahan negeri Sakura.
Akhirnya, aku tiba di tempat tinggalku yang baru. Akupun lansung merapikan pakaianku
tanpa mengenal kata lelah.
Dengan kata – kata hati aku terus
berdo’a agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku dengan baik dan mampu melewati
semua cobaan indah. Malampun tiba aku terus memikirkan bagaimana keadaan besok
dan bagaimana dengan cara sosialisasi dengan orang luar. Akupun terus
memikirkan hal itu hingga larut malam jam tepat menunjukkan pukul 23:00. Akupun
tertidur dan bangun jam 03:20. Akupun masih memikirkan hal yang sama. Akupun
menuju kekamar mandi dan mengambil wudhu untuk sholat dan meminta petunjuk dan
jalan yang terbaik kepada Sang Pencipta. Hatikupun sudah mulai tenang.
waktupun sudah pagi. Aku siap - siap
menuju ke Universitas. Saat aku keluar aku bertemu dengan seseorang yang juga
kuliah di Universitas yang sama. Iapun menghampiriku
”Hai,what’s your name?”
Akupun langsung menjawab dengan nada tenang ”Hallo,
my name is Supriyadi and my Japan’s name is Hatsuharu, and what’s your name
friend?, Hallo, nama saya Supriyadi dan panggilan Jepangnya adalah Hatsuharu,
dan siapa namamu teman?”
Diapun menjawab dengan logat
Chinesenya yang sangat kental ”Oh my name is Zhi Kiang and where are you from?,
Oh, nama saya adalh Zhi Kiang dan kamu dari negara mana?”
Akupun menjawab ”I’m from Indonesia,
are you from China?, aku dari Indonesia, apakah kamu dari China?”
Zhi Kiang pun menjawab ”Yaapp, you
are right, yaa, kamu benar”
Aku pun bertanya ”Where are you
going?, kamu mau pergi kemana?“
Diapun menjawab ”I’m going to
National Unversity of Tokyo, aku mau ke Universitas Nasional Jepang”
Akupun menjawab dengan nada yang
sangat senang ”Oh, same with me, I wanna go to there and this is my first time
i come to Japan and i continue my education here, and how long you was in Japan?,
Oh, sama, aku juga mau pergi kesana dan ini adalah pertama kalinya saya ke
Jepang dan melanjutkan pendidikan saya disini, dan sudah berapa lama kamu di
Jepang?”
Diapun menjawab ”oh, i was in Japan
more than a year and i continue my education here too. Oh nice to meet you!,
saya berada di Jepang lebih dari satu tahun dan saya juga melanjutkan
pendidikan saya disini. Oh, senang berkenalan denganmu”
Akupun menjawab kembali dangan senyuman ”Nice
to meet you too, Senag juga bisa mengenalmu”.
Kamipun berangkat bersama dan saling bertukar
informasi dengan panjang kata mengenai bagaimana cara belajar di Jepang dan
bagaimana cara berkomunikasi dan beradaptasi dengan mahasiswa internasional, terutama
mahasiswa Jepang. Kamipun langsung ke halte dan naik bus yang langsung menuju
ke kampus. Dibus, dalam perjalanan diapun menjelas tempa - tempat yang kami
lalui dan diapun bercerita bagaimana keadaan dia pada saat dia pertama kali di
Jepang. Zhi Kiang merupakan orang pertama aku kenal di Jepang dan orangnya baik
dan diapun memberitahukan banyak hal mengenai Jepang. tak terasa kamipun tiba di
universitas yang selama iniku dambakan dan aku hanya dapat melihatnya dengan subuah
kertas yang tak pernah aku duga dan terpikirkan semuanya menjadi nyata. Akupun
keluar dari bus dan melihat bagian luar gedung kampus yang tinggi menyentuh
langit. Mataku terpana, mulutku membisu kakipun membeku dan hanya hati yang
dapat berkata
“terima kasih ya Allah engkau telah
mengabulkan impianku selama ini dan Bismillahhirrohmaanirrohiim”
Akupun memasuki gedung kampus dan
menuju keruangan saya yang berada di lantai 8. Akupun masuk keruangan saya yang
jumlah mahasiwanya kurang lebih 25 orang. Semuanya pada duduk dan ada beberapa
orang yang ngobrol. Mungkin mereka juga belum saling mengenal, karena ini
merupakan hari pertama bagi mahasiswa baru, akupun duduk. Pada hari pertama ini,
kami saling berkenalan dan akupun belum menemukan teman yang cocok dan
mayoritas mahasiswanya dari Jepang dan sekitar 7 orang yang kelihatannya
merupakan mahasiswa asing. Karena aku merupakan orang yang sulit bergaul dan
akupun berusaha untuk berkomunikasi. Mayoritas mahasiswa disana lancar bahasa
inggris dan aku hanya bisa bahasa pengantar bahasa Jepang.
Akupun mencoba untuk memulai lebih
dulu bicara dengan orang yang berada disamping tempat duduk saya ”Excuse me!”
Diapun melihat kearah saya dan hanya
tersenyum dan kembali membaca buku. Akupun hanya tersenyum. Akupun mengambil
buku dari dalam tas dan juga membaca buku, dalam ruangan begitu tertib dan
semuanya memegang buku.
Dalam hatiku berkata”Wah, luar biasa
mahasiswa ini, semoga aku bisa bersaing dan paling tidak aku bisa menyelesaikan
pendidikan dengan nilai yang bagus”
Semuanya begitu konsentrasi dalam
membaca bukunya dan ada yang membaca melalui internet. Mata kuliah pun segera
dimulai dan masuk seorang dosen lengkap dengan buku, laptop, kacamata dan
kepala yang tidak berambut. Pelajaran tidak begitu efektif karena ini merupakan
hari pertama dan dosen hanya memperkenalkan dirinya dan menjelaskan kepada kami
mengenai materi kuliah yang akan dibahas dan dosennya hanya memberikan tugas
kepada kami. Beberapa mata kuliah hari ini telah berakhir dan waktu menunjukkan
jam 19:30. Akupun keluar dari gedung kampus dan siap untuk pulang. Didepan
kampus aku kebingungan, karena kurang tahu bus apa yang arahnya ke tempat
tinggalku. Setelah itu akupun berjalan menuju halte tempat berhenti bus akupun
melihat jenis - jenis bus yang arahnya sesuai dengan alamat tempat tinggalku
dan akhirnya akupun menemukan bus mana
yang harus aku tumpangi dan aku langsung naik kebus. Didalam bus akupun
memandang indahnya kota Tokyo dengan layar besar di pinggir jalan bagaikan di
New York Square yang hanya dapat aku lihat pada saat malam tahun baru melalui
televisi yang merupakan waktu dan tempat terakhir perayaan tahun baru.
Akupun tiba di tempat tinggalku
dengan melihat tulisan yang ada di dekat supir dengan tulisan Jepang. Akupun
langsung sholat. Setelah itu aku langsung buat tugas pertama yang diberikan
dosen tadi siang. Beberapa waktu kemudian, jampun menunjukkan angka 01 dini
hari dan tugasku pun selesai. Akupun langsung tidur dengan lelap membanting
tubuh keatas kasur.
Alarm tepat menunjukkan angka 05:00
akupun langsung bangun, meskipun mata masih setengah tidur dan langsung
mengambil air wudhu dan langsung sholat. Setelah itu akupun menelpon Ibuku dan
akupun menceritakan semuanya dan akupun mendengar suara ibuku dengan
tangisan,dan beliau terus menanyakan bagaimana keadaanku disana dan ibuku
sangat sedih campur bahagia akupun menceritakan semunya dan mengatakan bahwa
aku baik-baik saja disana dan akupun
sangat bahagia. Perbicaraan kami pun selesai, karena aku harus
mempersiapkan bahan kuliah. Akupun berangkat kuliah dan saat sampai aku bertemu
dengan seorang yang sama jurusannya.
Akupun memanggilnya ”good morning!, Selamat
pagi !”
Diapun menjawab ”morning, is your
name Hatsuharu? Are you from Indonesia?”
Akupun menjawab”Ya, my name is
Hatsuharu or my Indonesia’s name is Supriyadi and i’m from Indonesia.Is your
name Takashi Hirata? Are you from here?, Ya, nama saya adalah Hatsuharu atau
sebutan Indonesianya adalah Supriyadi dan aku dari Indonesia. Apakah namamu
Takashi Hirata?”
Diapun menjawab dengan nada santai ”Yes, i
stay in here, Ya, saya tinggal disini”
Kamipun ngobrol sepanjang perjalanan
hingga sampai ruang kampus dan Hirata pun orangnya humoris meskipun sedikit pendiam. Mata kuliah pertama
siap dimulai dan dosenpun langsung masuk keruanganan kami, dosen hanya
memberikan tugas kepada kami untuk mencarikan informasi di internet dalam waktu
10 menit dan kemudian kami langsung menuju ke laboratorium dengan alma yangku
idam – idamkan masa SMA. Kami langsung melakukan praktek secara individual dan
lansung membuat laporan pada saat itu juga dari materi yang telah kami baca di
internet. Mata kuliah pertama berjalan cukup lancar. Selanjutnya kamipun masuk
ke mata kuliah kedua dan dosenpun masuk keruangan dan menanyakan tugas yang ia berikan
kemarin. Kamipun mengumpulkan tugas dan nilainya akan keluar satu jam dan dapat
dilihat dipapan informasi kelas.
Beberapa waktu kemudian, nilai kamipun
keluar akupun langsung melihat nilaiku. Akan tetapi, nilaiku sangat
mengecewakan, karena aku mendapatkan peringkat keempat dari bawah, akupun
langsung jatuh dengan keadaan nilaiku yang sangat buruk. Meskipun dinilai pertama
nasi sudah menjadi bubur. Tetapi, ini bukanlah akhir dari kisah perjuanganku
dan jalanku masih panjang dan aku terus berusaha. Beberapa tugas diberikan
kepada kami dan akupun juga pernah mendapatkan peringkat terakhir akupun sangat
merasa jatuh pada saat itu dengan keadaan nilaiku dan akupun berdo’a dan sangat
berharap nantinya aku bisa mendapatkan peringkat dan dengan nilai tertinggi. Tugaspun
semakin sering diberikan terasa kepala seakan ditendang keufuk timur dan
kembali ditendang keufuk barat dan akupun meyaksikan tugasku yang langsung
dicoret didepan mataku sendiri oleh dosen. Hati teras diiris menjadi juta-an
debu yang diinjak-injak. Akupun tidak putus asa dan aku yakin bahwa orang bisa
aku pasti bisa meskipun hatiku menangis. Beberapa tugas, kinerja praktek dan
lainnya diberikan kembali. Nilaikupun mulai membaik, meskipun berada di urutan
16. Tetapi aku tidak pernah putus asa. Satu semester telah berlalu dan aku
hanya berada pada urutan 19 dari 25 mahasiswa.
Pada saat dikampuspun kami sangat jarang
berkomunikasi satu sama lain karena semuanya pada sibuk dengan keadaan
masing-masing. Tempatku untuk mencurahkan hati inipun tidak ada dan aku tidak
mungkin menceritakan semua ini kepada kedua orang tua saya terutama kepada ibu
saya, meskipun pada saat SMA aku sering cerita jika nilaiku turun. Aku hanya
bisa menceritakannya dalam tangisan kepada Allah.di semester dua aku bertekad
dan berusaha agar aku bisa mendapatkan nilai yang baik dan dapat mengikuti
pertukaran mahasiswa internasional ke Jerman selama sebulan.beberapa nilaikupun
tidak cukup baik dan akupun mengulangi keadaan yang sama seperti semester
sebelumnya.Penentuan pertukaran mahasiswa segera di umumkan dan ternyata akupun
tidak lulus untuk mengikutinya. Tak banyak kata begitulah yang harusnya
terjadi, mahasiswa lainnya juga memiliki otak yang lebih dari otakku dan
otaknya bagaikan Albert Einsten dengan kening yang berkerut dan rambut yang
tersentrum oleh listrik yang membakar otaknya. Hatinya hanya bisa berkata
”inikah yang namanya hidup tuhan,aku
yakin roda pasti berputar dan puncak kesuksean itu pasti akan menghampiriku
meskupun jembatannya hampir runtuh”
Hari demi hari aku lalui bagaikan
manusia yang kehilangan semangat hidup. Tiada tempat untuk menceritakan cerita
hati yang menyimpan sepanjang jalan luka didalamnya. Suatu pagi aku melewati
jalan yang begitu ramai dengan kesibukan
masyarakat Jepang yang bekerja menuju kantor bagaikan anak ayam yang pulang
kekandangnya. Sambil berjalan aku melamun membayangkan indahnya tanah air dan
pelukan ibuku, rasa rindukupun sangat tak tertahankan tetesan air mataku pun
tak terbendung lagi, lampu merah yang tidak bisa kulihat dengan jelas. Jalan
rasanya membisu dan tidak tahu akan arah tujuan. Akupun terus menyusuri
pinggiran trotoar dan hatiku pun terus menangis meratapi perihnya dunia. Tiada
tempat untuk mencurahkan rasa sakit. Tiba - tiba aku menabrak seseorang dan
akupun terjatuh.
Orang tersebut hanya mengatakan ”be careful!,
Hati – hati!!” Dengan nada sedikit marah.
Bukupun terjatuh akupun mengambil
bukuku tanpa melihat dengan jelas buku - buku yang terjatuh dan buku – buku
yang kupangku kembali. Akhirnya aku sampai di halte dan menuju kekampus. Aku
seperti orang yang berada diujung jembatann yang rapuh dan tidak mendengar
sedikitpun apa yang dijelaskan oleh dosen.
Malampun tiba akupun pulang dan
sebelum aku pulang aku pergi kesalah satu masjid yang ada disekitar kota Tokyo.
Akupun sholat Isya disana dan berdo’a dan meminta pertolongan kepada Allah Maha
segalanya dan aku yakin Tuhan memberikan ujian kepada umatnya itu sesuai dengan
kemampuan umatnya dan mereka pasti bisa melaluinya meskipun itu perih. Setelah
selesai sholat aku langsung pulang dan sampai dirumah jam 21:30.
Pada saat tidur aku bermimpi seperti
ada yang mebisikkan kata-kata.
Kata - kata itu adalah ”Jika orang bisa kamu
pasti bisa!”
Jam 3 pagi akupun terbangun dan
langsung mengambil air wudhu dan sholat dan kembali berdo’a
“Jika itu jawabanmu Tuhan hamba siap
menjalankannya”
Setelah sholat aku langsung
mempersiapkan materi kuliah dan dengan semangatnya sambil medengarkan lagu
kesukaan yang tiada bosan aku dengar. Jam 06:30 aku langsung ke kampus dan aku
merupakan orang pertama datang dipagi itu sambil membaca buku yang tebalnya
hingga tak terbaca. Akupun terus membaca dan memahami bahan kuliah hari ini dan
jam ke-tujuh nanti ada ujian. Satu persatu mahasiswa lainnya sampai ada yang
mengucapakan salam dan ada juga yang langsung duduk sambil membaca buku ataupun
tablet. Ada seseorang teman saya di kelas yang selama ini kami tidak terlalu
akrab dan hanya bicara jika bertemu atau
bertatap muka langsung.
”Good morning, Hatsu!, Selamat pagi,
Hatsu!” Sambil berjalan menuju tempat duduknya.
Akupun menjawab “Morning, Nagawa!, Pagi,
Nagawa!”
Aku kembali terpaku dengan bukuku. Kelas
pertama segera dimulai dan dosenpun masuk ke ruangan kami dan menjelaskan
beberapa materi. Kelas pertama berjalan cukup lancar dan beberapa kelas lainnya
juga sama dan saatnya kami memulai kelas ketujuh dan ujianpun dimulai. Aku
menyelesaikan soal itu dengan hati yang tenang dan pikiran yang berjalan sesuai
dengan soal itu. Satu jam setelah itu hasil ujian kamipun keluar dan aku hanya
berada di peringkat 12. Wajahku kembali berseri dan hatiku mulai bergerak
kembali dengan semangat baru.
Beberapa minggu dan bulan telah aku
lalui disemester 2 ini dan tibalah ujian semester yang akan diadakan sekitar 25
hari yang akan datang. Segala persiapan aku siapkan. Tibalah waktu ujian yang
membuat hatiku berdebar bagaikan seorang yang akan menembak cinta pertama. Beberapa
hari ujian telah aku lalui dan tibalah waktunya untuk mengumumkan nilai
disemester ini. tIdak begitu mengecewakan akupun dapat urutan ke - 11 dari 25
mahasiswa.
Kamipun libur di musim dingin dan
aku hanya menghabiskan waktu untuk mempersiapkan seleksi pertukaran mahasiswa
di semester 3. Kadang jika hati gundam dan otak melayang akupun bermain
ketempat Hirata yang merupakan orang
pertama yang aku kenal di jepang. Pada suatu hari meskipun udara menusuk
tulang dengan suhu 5`C hingga minus 2`C akupun kerumahnya dan sampai disana dia
mengajak saya pergi kesuatu tempat di Jepang
“Hatsuharu,Want you follow me to
agood place in here?, i think you haven’t gone there?, Hatsuhru, maukah kamu
ikut aku ketem[at yang indah disini?, aku kira kamu belum pernah kesan”
Akupun menjawab dengan nada senang “Oh,
i want, because ever in here i never go out from the house, i just go to the
university, Oh, saya mau, sebab selama saya ada disini saya tidak pernah keluar
rumah, aku hanya pergi kekampus”
Diapun langsung mengajak saya ke suatu
tempat dan akupun penasaran dengan tempat yang akan kami tuju hatiku
bertanya-tanya hingga kamipun tiba di tempat tersebut.ternyata aku berada
disuatu tempat yang disana terpampang “National Culture Museum of Japan”. Ya
tepat sekali aku dibawa ke museum budaya dan didalamnya begitu luar biasa aku
melihat bagaimana sejarah kebudayaan Jepang, cerita kekaisaran Jepang, sejarah
huruf Jepang dan lainnya. Temanku Zi Kiang sibuk dengan mengetik di tabnya
mengenai beberapa sejarah dan sesekali dia memotonya. Ya maklum saja, karena
dia merupakan seorang mahasiswa jurusan kebudayaan. Tak terasa waktu berlalu
bagaikan arus air yang tak mungkin bisa dihentikan. Haripun mulai gelap dan
lampu kemilau kota Jepang mulai menyala. Meskipun gelap tapi tetap terasa
siang. Kota ini tidak pernah mati akan aktivitas penduduknya.Kamipun pulang
ketempat masing – masing dan terasa hati yang lelah hidup kembali.
Aku hanya mengatakan ”Arigato for
today friend. It’s so nice, Terima kasih teman. Aku sangat senang”
Dia hanya menjawab “Arigato
gozaimasu, sama - sama”
Akupun langsung menuju kekamarku
dengan hati yang senang kaki yang kaku dari perjalanan indah museum Jepang.
Semester dua telah berlalu, saatnya
menghadapi semester 3 yang tak bisa diduga dan cobaan yang akan aku alami. Pagi
pertama disemester 3, untuk menghadapi ujian indah disemester yang indah ini
dan aku menyebut mottoku disemseter ini adalah “Menjadi Lebuh Baik dengan
Tujuan Terbaik”. Tujuan utamaku disemsester ini untuk menjadi lebih baik dan
mendapatkan pertukaran mahasiswa keluar negeri yang kali ini akan diadakan di
London Inggris yaitu di University of Oxford. Universitas ini merupakan
universitas yang selama ini aku idam – idamkan dan aku selalu melayang jika
membayangkanb kalau aku bisa melanjutkan ke universitas ini.
Akupun melangkahkan kakiku yang
pertama dari kamarku dengan mengucapkan “Bismillahhirrohmaanirrohiiiiim”.
Didepan kamarku Zhi Kiang ternyata telah menunggu aku untuk berangkat ke kampus
bersama.
”Good morning Kiang!, Selamat pagi,
Kiang!”
Kiangpun menjawab “Morning
Supriyadi, selamat pagi Supriyadi”
Ini merupakan kali pertama dia
menyapa saya dengan menggunakan nama Indonesia saya. Logatnya begitu
menggelitik hati.
”Haha, this is your first time you
say my Indonesia’s name,it’s so funny ZI kiang”.
Kamipun pergi sama - sama ke kampus
sambil terbahak - bahak tertawa mendengar logatnya yang menggelitik hati. Kamipun
berpisah di lift, karena arah dia berbede dengan saya dan ruangan dia ada
dilantai 3. Akupun sampai diruanganku. Beberapa mahasiswa telah tiba dengan
muka Einsteinnya dan seperti biasa semuanya pada membaca. Akupun duduk di tempatku
dan juga membaca buku tebalku dan mengeluarkan laptop yang dimana isinya
dipenuhi oleh kumpulan kata yang memutar kepala yang telah aku siapkan pada
saat liburan. Akupun serius kembali, karena aku mempunyai tujuan yang harus aku
genggam yang cara utamanya yaitu berdo’a dan belajar tanpa mengenal waktu. Kelas
pertamapun dimulai, akupun memusatkan mata, telinga dan otakku pada dosen yang
mengirim memorinya kata-kata yang berterbengan diudara yang harus aku kumpulkan
dan aku tangkap dan aku simpan dalam memoriku yaitu otakku.
Beberapa kelas telah aku lewati dan
dihari pertama ini kami pulang lebih lama lagi yaitu pukul 22:15, karena kami
ada penelitian dan laporannya harus dikumpulkan secepat mungkin, karena salah
satu faktor yang dinilai adalah waktu menyelesaikan laporan dan kepaduan
laporan serta kesimpulan yang harus memiliki landasan teori yang sesuai dengan
tujuan laporan, karena ini merupakan salah satu penelitian baru yang belum
memiliki kesimpulan yang tepat mengenai hasil dari penelitian itu. Penelitianpun
berlangsung secara individu. Akupun sangat serius melakukan penelitian dengan
memusatkan pikiran dan berharap menjadi yang terbaik dalam penelitian ini karena
ini merupakan salah satu materi yang akan diutarakan dalam pertukaran mahasiswa
internasional. Setelah penelitian selesai kamipun kembali kesurga tempat
tinggal dan menyelesaikan laporan dengan memutar kepala semaksimal mungkin dan
sambil berdo’a. Waktupun menunjukkan bahwa pagi akan datang dalam waktu 3 jam.
Akupun memutuskan untuk tidur selama dua jam dengan dua mata.
jam 5 pagi dan sholat kepada mahakuasa. Akhirnya
laporankupun selesai dan dalam perjalanan kekampuspun aku hanya memusatkan mata
untuk memperbaiki laporanku. Dalam perjalanan, aku bertemu salah satu teman
yang satu ruangan dan jurusan dengan aku di depan kampus. Meskipun kami tidak
akrab.
”Hatsuharu” terdengar suara yang
memanggil namaku.
Akupun memutar kepala 45` dan
ternyata yang memanggilku adalah reyko.
”Yee” jawab aku singkat
Diapun menghampiriki seperti harimau
yang mendapat mangsa dan aku tidak terlalu memperdulikannya.
Kamipun langsung keruangan kami dan
kami berdua merupakan orang pertama yang datang di pagi yang memutar kepala
dengan laptop yang masih menjadi pusat perhatian mataku. Kami berdua merupakan
orang pertama yang datang dihari itu. Tiba - tiba ingin buang air kecil yang
tidak bisa ditunda lagi. Akupun langsung pergi kekamar mandi. Saat aku kembali
kekelas ada sesuatu yang lain dari Reyko. Wajah tampak memerah dan dia duduk
dibelakang bangkuku, yang sangat berbeda seperti hari biasanya yang duduk di
kutub Utara dan aku duduk di Kutub Selatan. Akupun langsung duduk dan kembali
memusatkan laporan hasil penelitian. Beberapa kelas telah aku lewati dan aku
akan mengumpulkan hasil dari penelitianku dan akupun meras yakin semuanya sudah
tepat dan sesuai dengan hasil pengamatan yang telah aku lakukan. Akupun
mengirim semua data hasil penelitianku ke da dosen kami. Hasilnya akan
diumumkan setelah semua mahasiswa mengumpulkan data hasil penelitian yang telah
mereka lakukan. Hatiku berkata, tetapi aku tidak mengerti apa yang dimaksudnya.
Seperti bisikan yang penting yang menyentuh gendang telingaku.
Beberapa hari berlalu dan semua
mahasiswa telah mengumpulkan data mereka. Inilah waktunya untuk membisikan
hasil dari penelitian yang telah kami lakukan secara individu dan yang menjadi
orang pertama, dia pasti akan ikut dalam pertukaran mahasiswa.
Akupun langsung melihat website
nilai mahasiswa. Pada saat aku melihat semuanya hatiku seperti dibom atom. Semua
usaha yang telah aku lakukan ternyata nilainya 0 besar. Sedangkan yang
mendapatkan urutan pertama adalah Keyko dan ia adalah orang pertama yang
mengumpulkan laporan hasil penelitian dan jelas sekali dialah orang pertama
yang ikut dalam pertukaran mahasiswa. Jelas ada kejanggalan dinilaiku ini. Akupun
tidak bisa menerima semua ini dengan begitu saja. Akupun langsung melihat data
hasil penelitian yang dilakukan oleh Keyko dan ternyata semua kata hati saya
ternyata benar hasil dari penelitian sangat – sangat sama dengan hasil
penelitian saya dan inilah menjadi penyebab nilaiku sehingga aku mendapat nilai
0. Hatiku kembali seperti ditendang ternyata semua dugaanku benar bahwa ke
Keyko telah mencuri dataku dan aku yang seharusnya bisa mengikuti pertukaran
mahasiwa itu terhapus oleh Keyko. Akupun tidak bisa berkata apa-apa dan hanya
bisa merasakan perihnya penghianatan yang dilakukannya tapi aku yakin bahwa
Tuhan tidak tidur dan pasti ada waktunya untukku untuk bisa menggenggam semua
yang aku inginkan dan aku usahakan dengan upaya dan dayaku sendiri.
Setelah hari itu berlalu, semangatku
mulai berapi - api kembali dan aku berjanji kepada diriku bahwa aku harus dapat
mengikuti pertukaran mahasiswa itu. Tidak ada kata yang tidak mungkin. Akhirnya
waktu untuk seleksi pertukaran mahasiswa telah tiba. Aku pastinya mengikuti seleksi
itu. Semuanya telah aku siapkan untuk mengikuti seleksi yang telah aku ikuti
ribuan kali selama ini mungkin tapi indahnya yang menusuk hati aku tidak pernah
lolos dalam seleksi itu meskipun langit hampir aku genggam tetapi sayangnya ada
yang menhianati hati.
Hari ini adalah keseribunya aku
mengikuti seleksi ini dan tentunya dengan jutaan harapan aku bisa lolos dalam seleksi
ini.Pagi – pagi aku melewati zebra cross dan disampingnya ada bunga
sakura yang sedang menunjukkan kesuksesan itu akan datang kepada mulai hari
ini. Dimusim semi yang indah ini aku sangat berharap bahwa aku bisa lolos dalam
seleksi hari ini hanya ucapan
“Bismillah hirrohmaanirrohiiiiimm” yang bisaku ucapkan
dalam hati dengan otakku yang sangat panas dan sangat ingin mencurahkannya ke lembar kertas
itu nanti.
Akupun tiba dikampus dan langsung
menuju ruang seleksi.Disana seperti biasanya semua mahasiswa sangat konsentrasi
dengan menumpukan mata dan otakkya baik itu dibuku, tablet maupun tabnya.Saatnya
telah tiba seleksipun dimulai disana aku sangat konsentrasi dan sangat aku
luapkan kemarahan otakku kelembar kertas itu. Dan aku yakin ujian Allah itu pasti
indah. Seleksipun selesai dilaksanakan dan akupun tawakal atas semua yang telah
aku lakukukan dan apa yang telah aku amarahkan dilembar kertas itu.
Tiba waktunya untuk mengetahui siapa
saja yang akan mengikuti pertukaran mahasiswa itu.
“Bismillhirrohmaanirrohiiiiimm”
Hanya kata itu yang dapat aku ucapakan pada saat aku
melihat hasil dari usaha dan dayaku itu.
Dan
ternyata semua yang telahku impikan selama ini ternyata berhasilku gapai juga.
“yeaahhhh, thanks God, you have heard me!”
dengan kerasnya aku teriakkan semua itu bersama dengan
mahasiswa lainnya.Akhirnya semua yang telah aku dambakan dan aku impikan selama
ini dapatku genggam juga. Hatiku mulai berapi-api kembali dan sangat
bersemangat untuk menakklukkan bumi Amerika.
Sebulan
lagi waktunya untukku menuju negeri yang terkenal dengan istilah Paman Sam itu.
Semuanya aku siapkan dan aku berjanji tidak akan melepaskan kesempatan yang
diberikan oleh Allah ini.
Sebulan
telah berlalu dan waktunya telah tiba untuk terbang menuju negeri Paman Sam. Akupun
berpamitan dengan tetanggaku sekaligus teman baikku yaitu Hirata dan aku
menghubungi ibuku.
“Assalammu’alaikum, Bu, aku punya berita gembira”
Aku memberitahukan kepada ibuku dengan nada yang sangat
senang.
“berita apa, Nak? begitu pula Ibuku, Ia sangat senang
mendengar bahwa Aku memiliki berita gembira.
“Bu, besok aku akan ikut dalam pertukaran mahasiswa ke
Amerika dan ini merupakan impian yang selama ini aku impikan dan aku kesana
selama sebulan, tolong do’akan aku ya Bu, semoga semuanya lancar”
“Iya, Nak.Hati-hati Ibu hanya bisa
mendo’akanmu”
“Iya, Bu”
Dan akupun mengakhiri pembicaraanku
dengan Ibuku.
Akupun berpamitan dengan temanku
Hirata
“Friend, i’ll go to USA today,and
i’ll go home amonth, Teman, aku akan berangkat ke Amerika hari ini, dan aku akan
pulang sebulan lagi”
“Oh ya, Hatsu, Be okay there!!!, ya,
hati – hati!!!”
“Ya,,, arigato!, ya, terima kasih!”
Akupun langsung menuju bandara dan
disana semuanya telah berkumpul dan siap menaklukkan bumi Amerika dengan otak
Enstennya. Akupun melangkah dengan pasti kedalam pesawat yang akan menerbangkan
kami ke angkasa hingga negeri Amerika. Di dalam pesawat aku hanya membaca buku
dan berdo’a semoga semuanya lancar.
Beberapa jam telah berlalu, akhirnya
kami tiba di negera yang akan menguras otak kami dan akan menemukan Enstein
dengan IQ yang tingginya hingga langit ketujuh.
Malam pertama kami hanya istirahat
dan keesokkannya kami akan berkunjung ke Kampus dimana akan adanya pertempuran
otak.Akupun hanya belajar mengasah otak dengan tumpukan buku yang berisi
kumpulan kata yang memberikan jawaban mengenai misteri dunia yang belum
berhasil diungkapkan.Setelah kubuka semua buku dan aku salin ke memoriku akupun
tidur lebih cepat, supaya esok hari bisa berpikir dengan jernih menghadapi
tajammya negeri Amerika.
Keesokan harinya kamipun langsung
menuju ke kampus yang tidak terlalu jauh dari penginapan kami. Disana
suasananya hampir sama dengan kampus di Tokyo dan hatiku berdegup kencang
karena aku akan bertemu manusia berkepala besar disini nanti dan akan ada pembahasan
materi yang berkaitan dengan materi yang tlah dicuri oleh orang yang tidak
memiliki rasa malu kepada dunia. Hal ini membuat aku lebih percaya diri, kenapa
demikian? Karena akulah orang yang sebenarnya menyelesaikan praktikum itu dan
merupakan orang pertama yang mengumpulkan kepada dosen.Tapi dunia berkata
lain,ada yang berkhianat kertaspun tidak bisa menjelaskan siapa pemilik
aslinya.tetepi, aku sangat yakin semuanya pasti akan indah pada akhirnya. Hanya
satu kata dalam hati yaitu
“Ganbatte!!”.
Saatnya
dimulai siapa yang akan menjadi yang terbaik antara aku dan kau.
Satu per satu materi telah berlalu dan hari menuju
ketitik penghabisan.
Akhirnya harinya telah tiba dan pada hari itu kami akan
membahas teori dan materi hasil dari praktek yang telah kami lakukan dan
sebagai pelopor dalam hal ini yaitu Keyko.Yang seharusnya itu adalah aku. Namun
dunia berkata lain.di hari itu semuanya telah aku siapkan untuk menaklukkan
dunia Amerika dan menunjukkan kebenaran yan sebenarnya.
Keykopun
mulai menjelaskan materi yang merupakan hasil dari usahaku dengan nada
gugup,beberapa waktu telah berlalu Keykopun tidak pernah menoleh mata sipitnya
kepadaku sekalipun, sepertinya dia malu, tetapi untuk apa malu kalau memang ia
menghendakinya.
Akhirnya
sesi pertanyaanpun dimulai. Keyko semakin memerah dengan kulit putihnya, tetapi
hatinya seperti abu vulkanik gunung berapi. akupun bertanya yang kata kuncinya
memang belum sempat aku ulas dalam laporan itu. Dan akupun menjelaskan dengan
sendirinya dan memaparkan jalannnya penelitian lebih rinci dan
pertanya-pertanyaan bermunculan berhasil kukupas. Mungkin inilah jawaban dari
Tuhan. Setelah semuanya berlalu kamipun langsung keluar dan kembali ke
penginapan.
Beberapa
hari telah berlalu dan kamipun langsung kembali ke Tokyo. Setelah kembali
bertarung kembali mengenai ilmu, banyak peristiwa lain yang aku alami.
Setelah
sampai ke di Tokyo dan tempatku istirahat dan merupakan kamar tidurku dan ruang
belajarku. Akupun mulai merapikan peralatanku kembali.
Beberapa
waktu telah mengalir begitu saja dan semester 3 telah aku lewati begitu pula
semester 4, 5 dan 6. Keadaan nilaiku mulai membaik dan terus membaik.
Waktupun
terus mengalir dan semester demi semester telah aku tempuh dengan berbagai
tangisan dan berkah indah dari yang Mahakuasa. Disemester tujuh, aku ditawari
pekerjaan oleh salah satu perusahaan besar Jepang dan ini merupakan kali
ke-lima aku ditawari pekerjaan. Akupun menerima pekerjaan ini dan memutuskan
bekerja setelah aku menyelesaikan pendidikanku.
Semester tujuh berlalu dan tibalah semester
delapan yang berada didepan mata. Akupun membuat skripsiku dengan baik dan
berharap mendapatkan nilai IP yang tinggi yaitu cum laude. Itu merupakan
nilai yang sangatku idam – idamkan pada masa SMA apalagi pada saat aku
menginjakkan kaki diperguruan tinggi. Meskipun cobaan demi cobaan
menghampiriku. Namun, cobaan itu mengajarkan aku untuk menjadi lebih baik.
Skripsikupun telah selesai dan waktu
demi waktu telah aku lalui dan waktunya aku menyelesaikan pendidikan s-1. Pada
saat wisuda, tentunya semua keluarga datang ke gedung universitas dan adapula
yang tidak bisa menghampiri anaknya. Misalkan saja saya, karena orang tua saya
jauh di selatan Jepang dan berada di garis equator.
Harinya telah tiba dan ini merupakan
bukti dari semua cobaan indah yang menghampiriku yang mengajarkan aku akan
ketabahan dan pantang menyerah dalam menghadapi cobaan indah dari Mahapencipta.
Pengumuman IP pun telah dimulai,
satu persatu mereka menuju panggung, sebagai saksi keberhasilan mereka.
Selanjutnya adalah pengumuman IP dari prodi saya. Aku dipanggil dengan nada
indah dan diriku yang begetar dan hatiku berirama.
“Supriyadi, with score 3,81. From
Physical Technik. From Indonesia. Cum Laude,Supriyadi, dengan IP 3,81. Dari
prodi teknik fisika. Dari Indonesia. Cum laude”
Hatiku berdetak lebih kencang,
mataku melotot tanpa kedipan, kaki terdiam dan tak bisa melangkah, telingakupun
sangat bahagia. Secara perlahan aku menuju kedepan dengan nilai yang begitu
indah itu. Tiada kata lagi.
Hanya kata singkat inilah yang
bisaku ucapkan “Terima kasih ya Allah. Bu anakmu berdiri disini sebagai bukti
kerja kerasku and i love you mom”
Akupun terus melangkah step by
step menuju kepanggung dengan kebahagiaan dan kesuksesan yang selama ini ku
nanti – nati dan kutunggu – tunggu. Mimpi indah yang jadi kenyataan. Meskipun
pahit, tapi manis pada akhirnya.
Kamipun berkumpul bersama teman –
teman dan foto – foto bersama. Setelah itu akupun pulang ketempat tinggalku.
Kesokkan harinya akupun pulang ke
Indonesia.
Akupun tiba di Jakarta dan langsung
ke kota tempat tingalku, tanpa memberitahukan kepada kedua orang tuaku nahwa
aku pulang ke Indonesia.
“Assalammu’alaikum,,,
assalammu’alaikum..” salamku.
“Wa’alaikumsalam...”jawab ibuku
sambil membuka pintu.
“Bu, ini anakmu, aku pulang, Bu..”
Ibukupun langsung memulukku dan
tetesan kasih sayangpun jatuh dipunggungku.
Akupun tinggal di Indonesia selama
sebulan dan kembali lagi ke Jepang untuk melanjutkan karierku yaitu bekerja.
Kemungkinan besar aku akan melanjutkan pendidikanku Oxford University. Pada
saat bekerja di Jepang aku banyak menerima dinas kerja keluar negeri seperti,
inggris, Afrika Selatan, Korea, Amerika dan Eropa.
Label: cerita Adi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda