Rabu, 28 Desember 2016

CERPEN

Ujian dan Negeri Sakura
Pengarang Supriyadi

Waktunya menuju negeri Sakura, cita – cita yang selama ini sangat aku dambakan akhirnya tercapai juga. Di Bandara Internasional Seokarno - Hatta sebagai saksi bisu mata buta melihatku meninggalkan Tanah Air menuju tempat diamana aku akan menuntut ilmu. Dalam hati ada rasa sedih, takut dan senang. Dari Bandara Internasional Seokarno - Hatta aku berpisah dengan kedua orang tuaku karena aku akan melanjutkan pendidikanku di salah satu Universitas di Tokyo, Jepang. Aku tak dapat menampung tangis didepan kedua orang tuaku, karena aku akan pergi dalam waktu yang cukup lama, yaitu kurang lebih 4 tahun. Satu pesan indah Ibuku yaitu tetaplah berusaha dan selalu ingatlah kepada Tuhanmu. Akhirnya pesawat keberangkatanku siap untuk menuju Negeri Sakura. Tangisanpun tak terbendung lagi. Akupun menangis dalam pelukan hangat ibuku. Akupun menuju kedalam pesawat dan terus ingat dengan tangisan Ibuku karena aku sangat sayang dengannya. Akupun terus memikirkan bagaimana keadaanku disana nanti dan terus berdo’a semoga aku akan baik-baik saja disana nanti dan aku dapat menyelesaikan pendidikanku disana hingga menggapai cita-cita yang sangat aku dambakan selama ini.
Akhinya aku sampai juga di Tokyo, keluar dengan pesawat dan dengan jaket hangat dari ibuku dan melihat keluar dengan senyuman takut dan senang melihat negeri Sakura. Keadaan disana cukup dingin, yaitu dengan suhu 20`C. Akupun langsung menuju ke tempat tinggalku dan memberikan alamat yang sesuai dengan data dari instansi beasiswa untuk mahasiswa internasional
”Sir,Please take me to this address!, Pak, tolong antar saya ke alamat ini!”
Dalam perjalanan aku melihat indahnya kota Tokyo dengan kesibukan penduduknya, lalu lintas yang tertib dan ramai teratur tanpa adanya macet, kereta api, dan gedung bertingkat 50. Aku terpaku melihat negeri ini sungguh indah dan tiada kata. Pohon sakura di tepi jalan dan taman yang begitu cantik dimata melambangkan keramahan negeri Sakura. Akhirnya, aku tiba di tempat tinggalku yang baru. Akupun lansung merapikan pakaianku tanpa mengenal kata lelah.
Dengan kata – kata hati aku terus berdo’a agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku dengan baik dan mampu melewati semua cobaan indah. Malampun tiba aku terus memikirkan bagaimana keadaan besok dan bagaimana dengan cara sosialisasi dengan orang luar. Akupun terus memikirkan hal itu hingga larut malam jam tepat menunjukkan pukul 23:00. Akupun tertidur dan bangun jam 03:20. Akupun masih memikirkan hal yang sama. Akupun menuju kekamar mandi dan mengambil wudhu untuk sholat dan meminta petunjuk dan jalan yang terbaik kepada Sang Pencipta. Hatikupun sudah mulai tenang.
waktupun sudah pagi. Aku siap - siap menuju ke Universitas. Saat aku keluar aku bertemu dengan seseorang yang juga kuliah di Universitas yang sama. Iapun menghampiriku
”Hai,what’s your name?”
 Akupun langsung menjawab dengan nada tenang ”Hallo, my name is Supriyadi and my Japan’s name is Hatsuharu, and what’s your name friend?, Hallo, nama saya Supriyadi dan panggilan Jepangnya adalah Hatsuharu, dan siapa namamu teman?”
Diapun menjawab dengan logat Chinesenya yang sangat kental ”Oh my name is Zhi Kiang and where are you from?, Oh, nama saya adalh Zhi Kiang dan kamu dari negara mana?”
Akupun menjawab ”I’m from Indonesia, are you from China?, aku dari Indonesia, apakah kamu dari China?”
Zhi Kiang pun menjawab ”Yaapp, you are right, yaa, kamu benar”
Aku pun bertanya ”Where are you going?, kamu mau pergi kemana?“
Diapun menjawab ”I’m going to National Unversity of Tokyo, aku mau ke Universitas  Nasional Jepang”
Akupun menjawab dengan nada yang sangat senang ”Oh, same with me, I wanna go to there and this is my first time i come to Japan and i continue my education here, and how long you was in Japan?, Oh, sama, aku juga mau pergi kesana dan ini adalah pertama kalinya saya ke Jepang dan melanjutkan pendidikan saya disini, dan sudah berapa lama kamu di Jepang?”
Diapun menjawab ”oh, i was in Japan more than a year and i continue my education here too. Oh nice to meet you!, saya berada di Jepang lebih dari satu tahun dan saya juga melanjutkan pendidikan saya disini. Oh, senang berkenalan denganmu”
 Akupun menjawab kembali dangan senyuman ”Nice to meet you too, Senag juga bisa mengenalmu”.
 Kamipun berangkat bersama dan saling bertukar informasi dengan panjang kata mengenai bagaimana cara belajar di Jepang dan bagaimana cara berkomunikasi dan beradaptasi dengan mahasiswa internasional, terutama mahasiswa Jepang. Kamipun langsung ke halte dan naik bus yang langsung menuju ke kampus. Dibus, dalam perjalanan diapun menjelas tempa - tempat yang kami lalui dan diapun bercerita bagaimana keadaan dia pada saat dia pertama kali di Jepang. Zhi Kiang merupakan orang pertama aku kenal di Jepang dan orangnya baik dan diapun memberitahukan banyak hal mengenai Jepang. tak terasa kamipun tiba di universitas yang selama iniku dambakan dan aku hanya dapat melihatnya dengan subuah kertas yang tak pernah aku duga dan terpikirkan semuanya menjadi nyata. Akupun keluar dari bus dan melihat bagian luar gedung kampus yang tinggi menyentuh langit. Mataku terpana, mulutku membisu kakipun membeku dan hanya hati yang dapat berkata
 “terima kasih ya Allah engkau telah mengabulkan impianku selama ini dan Bismillahhirrohmaanirrohiim”
Akupun memasuki gedung kampus dan menuju keruangan saya yang berada di lantai 8. Akupun masuk keruangan saya yang jumlah mahasiwanya kurang lebih 25 orang. Semuanya pada duduk dan ada beberapa orang yang ngobrol. Mungkin mereka juga belum saling mengenal, karena ini merupakan hari pertama bagi mahasiswa baru, akupun duduk. Pada hari pertama ini, kami saling berkenalan dan akupun belum menemukan teman yang cocok dan mayoritas mahasiswanya dari Jepang dan sekitar 7 orang yang kelihatannya merupakan mahasiswa asing. Karena aku merupakan orang yang sulit bergaul dan akupun berusaha untuk berkomunikasi. Mayoritas mahasiswa disana lancar bahasa inggris dan aku hanya bisa bahasa pengantar bahasa Jepang.
Akupun mencoba untuk memulai lebih dulu bicara dengan orang yang berada disamping tempat duduk saya ”Excuse me!”
Diapun melihat kearah saya dan hanya tersenyum dan kembali membaca buku. Akupun hanya tersenyum. Akupun mengambil buku dari dalam tas dan juga membaca buku, dalam ruangan begitu tertib dan semuanya memegang buku.
Dalam hatiku berkata”Wah, luar biasa mahasiswa ini, semoga aku bisa bersaing dan paling tidak aku bisa menyelesaikan pendidikan dengan nilai yang bagus”
Semuanya begitu konsentrasi dalam membaca bukunya dan ada yang membaca melalui internet. Mata kuliah pun segera dimulai dan masuk seorang dosen lengkap dengan buku, laptop, kacamata dan kepala yang tidak berambut. Pelajaran tidak begitu efektif karena ini merupakan hari pertama dan dosen hanya memperkenalkan dirinya dan menjelaskan kepada kami mengenai materi kuliah yang akan dibahas dan dosennya hanya memberikan tugas kepada kami. Beberapa mata kuliah hari ini telah berakhir dan waktu menunjukkan jam 19:30. Akupun keluar dari gedung kampus dan siap untuk pulang. Didepan kampus aku kebingungan, karena kurang tahu bus apa yang arahnya ke tempat tinggalku. Setelah itu akupun berjalan menuju halte tempat berhenti bus akupun melihat jenis - jenis bus yang arahnya sesuai dengan alamat tempat tinggalku dan akhirnya  akupun menemukan bus mana yang harus aku tumpangi dan aku langsung naik kebus. Didalam bus akupun memandang indahnya kota Tokyo dengan layar besar di pinggir jalan bagaikan di New York Square yang hanya dapat aku lihat pada saat malam tahun baru melalui televisi yang merupakan waktu dan tempat terakhir perayaan tahun baru.
Akupun tiba di tempat tinggalku dengan melihat tulisan yang ada di dekat supir dengan tulisan Jepang. Akupun langsung sholat. Setelah itu aku langsung buat tugas pertama yang diberikan dosen tadi siang. Beberapa waktu kemudian, jampun menunjukkan angka 01 dini hari dan tugasku pun selesai. Akupun langsung tidur dengan lelap membanting tubuh keatas kasur.
Alarm tepat menunjukkan angka 05:00 akupun langsung bangun, meskipun mata masih setengah tidur dan langsung mengambil air wudhu dan langsung sholat. Setelah itu akupun menelpon Ibuku dan akupun menceritakan semuanya dan akupun mendengar suara ibuku dengan tangisan,dan beliau terus menanyakan bagaimana keadaanku disana dan ibuku sangat sedih campur bahagia akupun menceritakan semunya dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja disana dan akupun  sangat bahagia. Perbicaraan kami pun selesai, karena aku harus mempersiapkan bahan kuliah. Akupun berangkat kuliah dan saat sampai aku bertemu dengan seorang yang sama jurusannya.
 Akupun memanggilnya ”good morning!, Selamat pagi !”
Diapun menjawab ”morning, is your name Hatsuharu? Are you from Indonesia?”
Akupun menjawab”Ya, my name is Hatsuharu or my Indonesia’s name is Supriyadi and i’m from Indonesia.Is your name Takashi Hirata? Are you from here?, Ya, nama saya adalah Hatsuharu atau sebutan Indonesianya adalah Supriyadi dan aku dari Indonesia. Apakah namamu Takashi Hirata?”
 Diapun menjawab dengan nada santai ”Yes, i stay in here, Ya, saya tinggal disini”
Kamipun ngobrol sepanjang perjalanan hingga sampai ruang kampus dan Hirata pun orangnya humoris  meskipun sedikit pendiam. Mata kuliah pertama siap dimulai dan dosenpun langsung masuk keruanganan kami, dosen hanya memberikan tugas kepada kami untuk mencarikan informasi di internet dalam waktu 10 menit dan kemudian kami langsung menuju ke laboratorium dengan alma yangku idam – idamkan masa SMA. Kami langsung melakukan praktek secara individual dan lansung membuat laporan pada saat itu juga dari materi yang telah kami baca di internet. Mata kuliah pertama berjalan cukup lancar. Selanjutnya kamipun masuk ke mata kuliah kedua dan dosenpun masuk keruangan dan menanyakan tugas yang ia berikan kemarin. Kamipun mengumpulkan tugas dan nilainya akan keluar satu jam dan dapat dilihat dipapan informasi kelas.
Beberapa waktu kemudian, nilai kamipun keluar akupun langsung melihat nilaiku. Akan tetapi, nilaiku sangat mengecewakan, karena aku mendapatkan peringkat keempat dari bawah, akupun langsung jatuh dengan keadaan nilaiku yang sangat buruk. Meskipun dinilai pertama nasi sudah menjadi bubur. Tetapi, ini bukanlah akhir dari kisah perjuanganku dan jalanku masih panjang dan aku terus berusaha. Beberapa tugas diberikan kepada kami dan akupun juga pernah mendapatkan peringkat terakhir akupun sangat merasa jatuh pada saat itu dengan keadaan nilaiku dan akupun berdo’a dan sangat berharap nantinya aku bisa mendapatkan peringkat dan dengan nilai tertinggi. Tugaspun semakin sering diberikan terasa kepala seakan ditendang keufuk timur dan kembali ditendang keufuk barat dan akupun meyaksikan tugasku yang langsung dicoret didepan mataku sendiri oleh dosen. Hati teras diiris menjadi juta-an debu yang diinjak-injak. Akupun tidak putus asa dan aku yakin bahwa orang bisa aku pasti bisa meskipun hatiku menangis. Beberapa tugas, kinerja praktek dan lainnya diberikan kembali. Nilaikupun mulai membaik, meskipun berada di urutan 16. Tetapi aku tidak pernah putus asa. Satu semester telah berlalu dan aku hanya berada pada urutan 19 dari 25 mahasiswa.
Pada saat dikampuspun kami sangat jarang berkomunikasi satu sama lain karena semuanya pada sibuk dengan keadaan masing-masing. Tempatku untuk mencurahkan hati inipun tidak ada dan aku tidak mungkin menceritakan semua ini kepada kedua orang tua saya terutama kepada ibu saya, meskipun pada saat SMA aku sering cerita jika nilaiku turun. Aku hanya bisa menceritakannya dalam tangisan kepada Allah.di semester dua aku bertekad dan berusaha agar aku bisa mendapatkan nilai yang baik dan dapat mengikuti pertukaran mahasiswa internasional ke Jerman selama sebulan.beberapa nilaikupun tidak cukup baik dan akupun mengulangi keadaan yang sama seperti semester sebelumnya.Penentuan pertukaran mahasiswa segera di umumkan dan ternyata akupun tidak lulus untuk mengikutinya. Tak banyak kata begitulah yang harusnya terjadi, mahasiswa lainnya juga memiliki otak yang lebih dari otakku dan otaknya bagaikan Albert Einsten dengan kening yang berkerut dan rambut yang tersentrum oleh listrik yang membakar otaknya. Hatinya hanya bisa berkata
”inikah yang namanya hidup tuhan,aku yakin roda pasti berputar dan puncak kesuksean itu pasti akan menghampiriku meskupun jembatannya hampir runtuh”
Hari demi hari aku lalui bagaikan manusia yang kehilangan semangat hidup. Tiada tempat untuk menceritakan cerita hati yang menyimpan sepanjang jalan luka didalamnya. Suatu pagi aku melewati jalan yang begitu ramai  dengan kesibukan masyarakat Jepang yang bekerja menuju kantor bagaikan anak ayam yang pulang kekandangnya. Sambil berjalan aku melamun membayangkan indahnya tanah air dan pelukan ibuku, rasa rindukupun sangat tak tertahankan tetesan air mataku pun tak terbendung lagi, lampu merah yang tidak bisa kulihat dengan jelas. Jalan rasanya membisu dan tidak tahu akan arah tujuan. Akupun terus menyusuri pinggiran trotoar dan hatiku pun terus menangis meratapi perihnya dunia. Tiada tempat untuk mencurahkan rasa sakit. Tiba - tiba aku menabrak seseorang dan akupun terjatuh.
 Orang tersebut hanya mengatakan ”be careful!, Hati – hati!!” Dengan nada sedikit marah.
Bukupun terjatuh akupun mengambil bukuku tanpa melihat dengan jelas buku - buku yang terjatuh dan buku – buku yang kupangku kembali. Akhirnya aku sampai di halte dan menuju kekampus. Aku seperti orang yang berada diujung jembatann yang rapuh dan tidak mendengar sedikitpun apa yang dijelaskan oleh dosen.
Malampun tiba akupun pulang dan sebelum aku pulang aku pergi kesalah satu masjid yang ada disekitar kota Tokyo. Akupun sholat Isya disana dan berdo’a dan meminta pertolongan kepada Allah Maha segalanya dan aku yakin Tuhan memberikan ujian kepada umatnya itu sesuai dengan kemampuan umatnya dan mereka pasti bisa melaluinya meskipun itu perih. Setelah selesai sholat aku langsung pulang dan sampai dirumah jam 21:30.
Pada saat tidur aku bermimpi seperti ada yang mebisikkan kata-kata.
 Kata - kata itu adalah ”Jika orang bisa kamu pasti bisa!”
Jam 3 pagi akupun terbangun dan langsung mengambil air wudhu dan sholat dan kembali berdo’a
“Jika itu jawabanmu Tuhan hamba siap menjalankannya”
Setelah sholat aku langsung mempersiapkan materi kuliah dan dengan semangatnya sambil medengarkan lagu kesukaan yang tiada bosan aku dengar. Jam 06:30 aku langsung ke kampus dan aku merupakan orang pertama datang dipagi itu sambil membaca buku yang tebalnya hingga tak terbaca. Akupun terus membaca dan memahami bahan kuliah hari ini dan jam ke-tujuh nanti ada ujian. Satu persatu mahasiswa lainnya sampai ada yang mengucapakan salam dan ada juga yang langsung duduk sambil membaca buku ataupun tablet. Ada seseorang teman saya di kelas yang selama ini kami tidak terlalu akrab dan hanya bicara jika bertemu  atau bertatap muka langsung.
”Good morning, Hatsu!, Selamat pagi, Hatsu!” Sambil berjalan menuju tempat duduknya.
 Akupun menjawab “Morning, Nagawa!, Pagi, Nagawa!”
 Aku kembali terpaku dengan bukuku. Kelas pertama segera dimulai dan dosenpun masuk ke ruangan kami dan menjelaskan beberapa materi. Kelas pertama berjalan cukup lancar dan beberapa kelas lainnya juga sama dan saatnya kami memulai kelas ketujuh dan ujianpun dimulai. Aku menyelesaikan soal itu dengan hati yang tenang dan pikiran yang berjalan sesuai dengan soal itu. Satu jam setelah itu hasil ujian kamipun keluar dan aku hanya berada di peringkat 12. Wajahku kembali berseri dan hatiku mulai bergerak kembali dengan semangat baru.
Beberapa minggu dan bulan telah aku lalui disemester 2 ini dan tibalah ujian semester yang akan diadakan sekitar 25 hari yang akan datang. Segala persiapan aku siapkan. Tibalah waktu ujian yang membuat hatiku berdebar bagaikan seorang yang akan menembak cinta pertama. Beberapa hari ujian telah aku lalui dan tibalah waktunya untuk mengumumkan nilai disemester ini. tIdak begitu mengecewakan akupun dapat urutan ke - 11 dari 25 mahasiswa.
Kamipun libur di musim dingin dan aku hanya menghabiskan waktu untuk mempersiapkan seleksi pertukaran mahasiswa di semester 3. Kadang jika hati gundam dan otak melayang akupun bermain ketempat Hirata yang merupakan orang  pertama yang aku kenal di jepang. Pada suatu hari meskipun udara menusuk tulang dengan suhu 5`C hingga minus 2`C akupun kerumahnya dan sampai disana dia mengajak saya pergi kesuatu tempat di Jepang
“Hatsuharu,Want you follow me to agood place in here?, i think you haven’t gone there?, Hatsuhru, maukah kamu ikut aku ketem[at yang indah disini?, aku kira kamu belum pernah kesan”
Akupun menjawab dengan nada senang “Oh, i want, because ever in here i never go out from the house, i just go to the university, Oh, saya mau, sebab selama saya ada disini saya tidak pernah keluar rumah, aku hanya pergi kekampus”
Diapun langsung mengajak saya ke suatu tempat dan akupun penasaran dengan tempat yang akan kami tuju hatiku bertanya-tanya hingga kamipun tiba di tempat tersebut.ternyata aku berada disuatu tempat yang disana terpampang “National Culture Museum of Japan”. Ya tepat sekali aku dibawa ke museum budaya dan didalamnya begitu luar biasa aku melihat bagaimana sejarah kebudayaan Jepang, cerita kekaisaran Jepang, sejarah huruf Jepang dan lainnya. Temanku Zi Kiang sibuk dengan mengetik di tabnya mengenai beberapa sejarah dan sesekali dia memotonya. Ya maklum saja, karena dia merupakan seorang mahasiswa jurusan kebudayaan. Tak terasa waktu berlalu bagaikan arus air yang tak mungkin bisa dihentikan. Haripun mulai gelap dan lampu kemilau kota Jepang mulai menyala. Meskipun gelap tapi tetap terasa siang. Kota ini tidak pernah mati akan aktivitas penduduknya.Kamipun pulang ketempat masing – masing dan terasa hati yang lelah hidup kembali.
Aku hanya mengatakan ”Arigato for today friend. It’s so nice, Terima kasih teman. Aku sangat senang”
Dia hanya menjawab “Arigato gozaimasu, sama - sama”
Akupun langsung menuju kekamarku dengan hati yang senang kaki yang kaku dari perjalanan indah museum Jepang.
Semester dua telah berlalu, saatnya menghadapi semester 3 yang tak bisa diduga dan cobaan yang akan aku alami. Pagi pertama disemester 3, untuk menghadapi ujian indah disemester yang indah ini dan aku menyebut mottoku disemseter ini adalah “Menjadi Lebuh Baik dengan Tujuan Terbaik”. Tujuan utamaku disemsester ini untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan pertukaran mahasiswa keluar negeri yang kali ini akan diadakan di London Inggris yaitu di University of Oxford. Universitas ini merupakan universitas yang selama ini aku idam – idamkan dan aku selalu melayang jika membayangkanb kalau aku bisa melanjutkan ke universitas ini.
Akupun melangkahkan kakiku yang pertama dari kamarku dengan mengucapkan “Bismillahhirrohmaanirrohiiiiim”. Didepan kamarku Zhi Kiang ternyata telah menunggu aku untuk berangkat ke kampus bersama.
”Good morning Kiang!, Selamat pagi, Kiang!”
Kiangpun menjawab “Morning Supriyadi, selamat pagi Supriyadi”
Ini merupakan kali pertama dia menyapa saya dengan menggunakan nama Indonesia saya. Logatnya begitu menggelitik hati.
”Haha, this is your first time you say my Indonesia’s name,it’s so funny ZI kiang”.
Kamipun pergi sama - sama ke kampus sambil terbahak - bahak tertawa mendengar logatnya yang menggelitik hati. Kamipun berpisah di lift, karena arah dia berbede dengan saya dan ruangan dia ada dilantai 3. Akupun sampai diruanganku. Beberapa mahasiswa telah tiba dengan muka Einsteinnya dan seperti biasa semuanya pada membaca. Akupun duduk di tempatku dan juga membaca buku tebalku dan mengeluarkan laptop yang dimana isinya dipenuhi oleh kumpulan kata yang memutar kepala yang telah aku siapkan pada saat liburan. Akupun serius kembali, karena aku mempunyai tujuan yang harus aku genggam yang cara utamanya yaitu berdo’a dan belajar tanpa mengenal waktu. Kelas pertamapun dimulai, akupun memusatkan mata, telinga dan otakku pada dosen yang mengirim memorinya kata-kata yang berterbengan diudara yang harus aku kumpulkan dan aku tangkap dan aku simpan dalam memoriku yaitu otakku.
Beberapa kelas telah aku lewati dan dihari pertama ini kami pulang lebih lama lagi yaitu pukul 22:15, karena kami ada penelitian dan laporannya harus dikumpulkan secepat mungkin, karena salah satu faktor yang dinilai adalah waktu menyelesaikan laporan dan kepaduan laporan serta kesimpulan yang harus memiliki landasan teori yang sesuai dengan tujuan laporan, karena ini merupakan salah satu penelitian baru yang belum memiliki kesimpulan yang tepat mengenai hasil dari penelitian itu. Penelitianpun berlangsung secara individu. Akupun sangat serius melakukan penelitian dengan memusatkan pikiran dan berharap menjadi yang terbaik dalam penelitian ini karena ini merupakan salah satu materi yang akan diutarakan dalam pertukaran mahasiswa internasional. Setelah penelitian selesai kamipun kembali kesurga tempat tinggal dan menyelesaikan laporan dengan memutar kepala semaksimal mungkin dan sambil berdo’a. Waktupun menunjukkan bahwa pagi akan datang dalam waktu 3 jam. Akupun memutuskan untuk tidur selama dua jam dengan dua mata.
 jam 5 pagi dan sholat kepada mahakuasa. Akhirnya laporankupun selesai dan dalam perjalanan kekampuspun aku hanya memusatkan mata untuk memperbaiki laporanku. Dalam perjalanan, aku bertemu salah satu teman yang satu ruangan dan jurusan dengan aku di depan kampus. Meskipun kami tidak akrab.
”Hatsuharu” terdengar suara yang memanggil namaku.
Akupun memutar kepala 45` dan ternyata yang memanggilku adalah reyko.
”Yee” jawab aku singkat
Diapun menghampiriki seperti harimau yang mendapat mangsa dan aku tidak terlalu memperdulikannya.
Kamipun langsung keruangan kami dan kami berdua merupakan orang pertama yang datang di pagi yang memutar kepala dengan laptop yang masih menjadi pusat perhatian mataku. Kami berdua merupakan orang pertama yang datang dihari itu. Tiba - tiba ingin buang air kecil yang tidak bisa ditunda lagi. Akupun langsung pergi kekamar mandi. Saat aku kembali kekelas ada sesuatu yang lain dari Reyko. Wajah tampak memerah dan dia duduk dibelakang bangkuku, yang sangat berbeda seperti hari biasanya yang duduk di kutub Utara dan aku duduk di Kutub Selatan. Akupun langsung duduk dan kembali memusatkan laporan hasil penelitian. Beberapa kelas telah aku lewati dan aku akan mengumpulkan hasil dari penelitianku dan akupun meras yakin semuanya sudah tepat dan sesuai dengan hasil pengamatan yang telah aku lakukan. Akupun mengirim semua data hasil penelitianku ke da dosen kami. Hasilnya akan diumumkan setelah semua mahasiswa mengumpulkan data hasil penelitian yang telah mereka lakukan. Hatiku berkata, tetapi aku tidak mengerti apa yang dimaksudnya. Seperti bisikan yang penting yang menyentuh gendang telingaku.
Beberapa hari berlalu dan semua mahasiswa telah mengumpulkan data mereka. Inilah waktunya untuk membisikan hasil dari penelitian yang telah kami lakukan secara individu dan yang menjadi orang pertama, dia pasti akan ikut dalam pertukaran mahasiswa.
Akupun langsung melihat website nilai mahasiswa. Pada saat aku melihat semuanya hatiku seperti dibom atom. Semua usaha yang telah aku lakukan ternyata nilainya 0 besar. Sedangkan yang mendapatkan urutan pertama adalah Keyko dan ia adalah orang pertama yang mengumpulkan laporan hasil penelitian dan jelas sekali dialah orang pertama yang ikut dalam pertukaran mahasiswa. Jelas ada kejanggalan dinilaiku ini. Akupun tidak bisa menerima semua ini dengan begitu saja. Akupun langsung melihat data hasil penelitian yang dilakukan oleh Keyko dan ternyata semua kata hati saya ternyata benar hasil dari penelitian sangat – sangat sama dengan hasil penelitian saya dan inilah menjadi penyebab nilaiku sehingga aku mendapat nilai 0. Hatiku kembali seperti ditendang ternyata semua dugaanku benar bahwa ke Keyko telah mencuri dataku dan aku yang seharusnya bisa mengikuti pertukaran mahasiwa itu terhapus oleh Keyko. Akupun tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa merasakan perihnya penghianatan yang dilakukannya tapi aku yakin bahwa Tuhan tidak tidur dan pasti ada waktunya untukku untuk bisa menggenggam semua yang aku inginkan dan aku usahakan dengan upaya dan dayaku sendiri.
Setelah hari itu berlalu, semangatku mulai berapi - api kembali dan aku berjanji kepada diriku bahwa aku harus dapat mengikuti pertukaran mahasiswa itu. Tidak ada kata yang tidak mungkin. Akhirnya waktu untuk seleksi pertukaran mahasiswa telah tiba. Aku pastinya mengikuti seleksi itu. Semuanya telah aku siapkan untuk mengikuti seleksi yang telah aku ikuti ribuan kali selama ini mungkin tapi indahnya yang menusuk hati aku tidak pernah lolos dalam seleksi itu meskipun langit hampir aku genggam tetapi sayangnya ada yang menhianati hati.
Hari ini adalah keseribunya aku mengikuti seleksi ini dan tentunya dengan jutaan harapan aku bisa lolos dalam seleksi ini.Pagi – pagi aku melewati zebra cross dan disampingnya ada bunga sakura yang sedang menunjukkan kesuksesan itu akan datang kepada mulai hari ini. Dimusim semi yang indah ini aku sangat berharap bahwa aku bisa lolos dalam seleksi hari ini hanya ucapan
“Bismillah hirrohmaanirrohiiiiimm” yang bisaku ucapkan dalam hati dengan otakku yang sangat panas dan  sangat ingin mencurahkannya ke lembar kertas itu nanti.
Akupun tiba dikampus dan langsung menuju ruang seleksi.Disana seperti biasanya semua mahasiswa sangat konsentrasi dengan menumpukan mata dan otakkya baik itu dibuku, tablet maupun tabnya.Saatnya telah tiba seleksipun dimulai disana aku sangat konsentrasi dan sangat aku luapkan kemarahan otakku kelembar kertas itu. Dan aku yakin ujian Allah itu pasti indah. Seleksipun selesai dilaksanakan dan akupun tawakal atas semua yang telah aku lakukukan dan apa yang telah aku amarahkan dilembar kertas itu.
Tiba waktunya untuk mengetahui siapa saja yang akan mengikuti pertukaran mahasiswa itu.
“Bismillhirrohmaanirrohiiiiimm”
Hanya kata itu yang dapat aku ucapakan pada saat aku melihat hasil dari usaha dan dayaku itu.
                Dan ternyata semua yang telahku impikan selama ini ternyata berhasilku gapai juga.
“yeaahhhh, thanks God, you have heard me!”
dengan kerasnya aku teriakkan semua itu bersama dengan mahasiswa lainnya.Akhirnya semua yang telah aku dambakan dan aku impikan selama ini dapatku genggam juga. Hatiku mulai berapi-api kembali dan sangat bersemangat untuk menakklukkan bumi Amerika.
                Sebulan lagi waktunya untukku menuju negeri yang terkenal dengan istilah Paman Sam itu. Semuanya aku siapkan dan aku berjanji tidak akan melepaskan kesempatan yang diberikan oleh Allah ini.
                Sebulan telah berlalu dan waktunya telah tiba untuk terbang menuju negeri Paman Sam. Akupun berpamitan dengan tetanggaku sekaligus teman baikku yaitu Hirata dan aku menghubungi  ibuku.
“Assalammu’alaikum, Bu, aku punya berita gembira”
Aku memberitahukan kepada ibuku dengan nada yang sangat senang.
“berita apa, Nak? begitu pula Ibuku, Ia sangat senang mendengar bahwa Aku memiliki berita gembira.
“Bu, besok aku akan ikut dalam pertukaran mahasiswa ke Amerika dan ini merupakan impian yang selama ini aku impikan dan aku kesana selama sebulan, tolong do’akan aku ya Bu, semoga semuanya lancar”
“Iya, Nak.Hati-hati Ibu hanya bisa mendo’akanmu”
“Iya, Bu”
Dan akupun mengakhiri pembicaraanku dengan Ibuku.
Akupun berpamitan dengan temanku Hirata
“Friend, i’ll go to USA today,and i’ll go home amonth, Teman, aku akan berangkat ke Amerika hari ini, dan aku akan pulang sebulan lagi”
“Oh ya, Hatsu, Be okay there!!!, ya, hati – hati!!!”
“Ya,,, arigato!, ya, terima kasih!”
Akupun langsung menuju bandara dan disana semuanya telah berkumpul dan siap menaklukkan bumi Amerika dengan otak Enstennya. Akupun melangkah dengan pasti kedalam pesawat yang akan menerbangkan kami ke angkasa hingga negeri Amerika. Di dalam pesawat aku hanya membaca buku dan berdo’a semoga semuanya lancar.
Beberapa jam telah berlalu, akhirnya kami tiba di negera yang akan menguras otak kami dan akan menemukan Enstein dengan IQ yang tingginya hingga langit ketujuh.
Malam pertama kami hanya istirahat dan keesokkannya kami akan berkunjung ke Kampus dimana akan adanya pertempuran otak.Akupun hanya belajar mengasah otak dengan tumpukan buku yang berisi kumpulan kata yang memberikan jawaban mengenai misteri dunia yang belum berhasil diungkapkan.Setelah kubuka semua buku dan aku salin ke memoriku akupun tidur lebih cepat, supaya esok hari bisa berpikir dengan jernih menghadapi tajammya negeri Amerika.
Keesokan harinya kamipun langsung menuju ke kampus yang tidak terlalu jauh dari penginapan kami. Disana suasananya hampir sama dengan kampus di Tokyo dan hatiku berdegup kencang karena aku akan bertemu manusia berkepala besar disini nanti dan akan ada pembahasan materi yang berkaitan dengan materi yang tlah dicuri oleh orang yang tidak memiliki rasa malu kepada dunia. Hal ini membuat aku lebih percaya diri, kenapa demikian? Karena akulah orang yang sebenarnya menyelesaikan praktikum itu dan merupakan orang pertama yang mengumpulkan kepada dosen.Tapi dunia berkata lain,ada yang berkhianat kertaspun tidak bisa menjelaskan siapa pemilik aslinya.tetepi, aku sangat yakin semuanya pasti akan indah pada akhirnya. Hanya satu kata dalam hati yaitu
“Ganbatte!!”.
                Saatnya dimulai siapa yang akan menjadi yang terbaik antara aku dan kau.
Satu per satu materi telah berlalu dan hari menuju ketitik penghabisan.
Akhirnya harinya telah tiba dan pada hari itu kami akan membahas teori dan materi hasil dari praktek yang telah kami lakukan dan sebagai pelopor dalam hal ini yaitu Keyko.Yang seharusnya itu adalah aku. Namun dunia berkata lain.di hari itu semuanya telah aku siapkan untuk menaklukkan dunia Amerika dan menunjukkan kebenaran yan sebenarnya.
                Keykopun mulai menjelaskan materi yang merupakan hasil dari usahaku dengan nada gugup,beberapa waktu telah berlalu Keykopun tidak pernah menoleh mata sipitnya kepadaku sekalipun, sepertinya dia malu, tetapi untuk apa malu kalau memang ia menghendakinya.
                Akhirnya sesi pertanyaanpun dimulai. Keyko semakin memerah dengan kulit putihnya, tetapi hatinya seperti abu vulkanik gunung berapi. akupun bertanya yang kata kuncinya memang belum sempat aku ulas dalam laporan itu. Dan akupun menjelaskan dengan sendirinya dan memaparkan jalannnya penelitian lebih rinci dan pertanya-pertanyaan bermunculan berhasil kukupas. Mungkin inilah jawaban dari Tuhan. Setelah semuanya berlalu kamipun langsung keluar dan kembali ke penginapan.
                Beberapa hari telah berlalu dan kamipun langsung kembali ke Tokyo. Setelah kembali bertarung kembali mengenai ilmu, banyak peristiwa lain yang aku alami.
                Setelah sampai ke di Tokyo dan tempatku istirahat dan merupakan kamar tidurku dan ruang belajarku. Akupun mulai merapikan peralatanku kembali.
                Beberapa waktu telah mengalir begitu saja dan semester 3 telah aku lewati begitu pula semester 4, 5 dan 6. Keadaan nilaiku mulai membaik dan terus membaik.
                Waktupun terus mengalir dan semester demi semester telah aku tempuh dengan berbagai tangisan dan berkah indah dari yang Mahakuasa. Disemester tujuh, aku ditawari pekerjaan oleh salah satu perusahaan besar Jepang dan ini merupakan kali ke-lima aku ditawari pekerjaan. Akupun menerima pekerjaan ini dan memutuskan bekerja setelah aku menyelesaikan pendidikanku.
 Semester tujuh berlalu dan tibalah semester delapan yang berada didepan mata. Akupun membuat skripsiku dengan baik dan berharap mendapatkan nilai IP yang tinggi yaitu cum laude. Itu merupakan nilai yang sangatku idam – idamkan pada masa SMA apalagi pada saat aku menginjakkan kaki diperguruan tinggi. Meskipun cobaan demi cobaan menghampiriku. Namun, cobaan itu mengajarkan aku untuk menjadi lebih baik.
Skripsikupun telah selesai dan waktu demi waktu telah aku lalui dan waktunya aku menyelesaikan pendidikan s-1. Pada saat wisuda, tentunya semua keluarga datang ke gedung universitas dan adapula yang tidak bisa menghampiri anaknya. Misalkan saja saya, karena orang tua saya jauh di selatan Jepang dan berada di garis equator.
Harinya telah tiba dan ini merupakan bukti dari semua cobaan indah yang menghampiriku yang mengajarkan aku akan ketabahan dan pantang menyerah dalam menghadapi cobaan indah dari Mahapencipta.
Pengumuman IP pun telah dimulai, satu persatu mereka menuju panggung, sebagai saksi keberhasilan mereka. Selanjutnya adalah pengumuman IP dari prodi saya. Aku dipanggil dengan nada indah dan diriku yang begetar dan hatiku berirama.
“Supriyadi, with score 3,81. From Physical Technik. From Indonesia. Cum Laude,Supriyadi, dengan IP 3,81. Dari prodi teknik fisika. Dari Indonesia. Cum laude
Hatiku berdetak lebih kencang, mataku melotot tanpa kedipan, kaki terdiam dan tak bisa melangkah, telingakupun sangat bahagia. Secara perlahan aku menuju kedepan dengan nilai yang begitu indah itu. Tiada kata lagi.
Hanya kata singkat inilah yang bisaku ucapkan “Terima kasih ya Allah. Bu anakmu berdiri disini sebagai bukti kerja kerasku and i love you mom”
Akupun terus melangkah step by step menuju kepanggung dengan kebahagiaan dan kesuksesan yang selama ini ku nanti – nati dan kutunggu – tunggu. Mimpi indah yang jadi kenyataan. Meskipun pahit, tapi manis pada akhirnya.
Kamipun berkumpul bersama teman – teman dan foto – foto bersama. Setelah itu akupun pulang ketempat tinggalku.
Kesokkan harinya akupun pulang ke Indonesia.
Akupun tiba di Jakarta dan langsung ke kota tempat tingalku, tanpa memberitahukan kepada kedua orang tuaku nahwa aku pulang ke Indonesia.
“Assalammu’alaikum,,, assalammu’alaikum..” salamku.
“Wa’alaikumsalam...”jawab ibuku sambil membuka pintu.
“Bu, ini anakmu, aku pulang, Bu..”
Ibukupun langsung memulukku dan tetesan kasih sayangpun jatuh dipunggungku.
Akupun tinggal di Indonesia selama sebulan dan kembali lagi ke Jepang untuk melanjutkan karierku yaitu bekerja. Kemungkinan besar aku akan melanjutkan pendidikanku Oxford University. Pada saat bekerja di Jepang aku banyak menerima dinas kerja keluar negeri seperti, inggris, Afrika Selatan, Korea, Amerika dan Eropa.





Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda