Senin, 26 Desember 2016

Respirasi pada Hewan Praktek Biologi SMA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk memahami pengaruh berat tubuh terhadap kecakapan pernapasan pada hewan dengan menggunakan Respirometer.

1.2  Landasan Teori
Pernapasan adalah proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Pernapasan juga dapat diartikan sebagai proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit, dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali. Cepat lambatnya makhluk hidup melakukan pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebgai berikut.
1.      Usia
anak-anak lebih banyak frekuensi pernafasannya daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak memerlukan energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dibandingkan orang tua.
2.      Jenis Kelamin 
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan.
3.      Suhu Tubuh
Pada saat suhu tubuh menurun maka tubuh akan meningkatkan metabolismenya sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat.
4.      Posisi Tubuh 
Pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehinngga oksigen yang dibutuhkan kan meningkat dibanding saat duduk.
5.      Aktivitas 
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
6.      Berat Tubuh
Semakin berat bobot tubuh makhluk hidup maka akan semakin banyak pula frekuensi pernapsannya.

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.




BAB II
ALAT DAN BAHAN


2.1  Alat
- Respirometer 1 buah
- Siringe 1 buah
- Jam Tangan 1 buah
- Neraca Digital 1 buah

2.2  Bahan
- KOH secukupnya
- Kapas secukupnya
- Eosin secukupnya
- Vaselin
- Specimen yang akan diamati



BAB III
PERCOBAAN
3.1 Langkah Kerja
1. Ditimbang specimen
2. Dimasukan koh dalam kapas secara hati-hati lalu digulung kemudian dimasukan kedalam tabung respirometer.
3. Dimasukkan specimen yang sudah ditentukan beratnya ( ditimbang beratnya ) dan dimasukkan ke dalam botol respirometer, kemudian disatukan pipa kapiler respirometer dengan tabung respirometer dengan hati-hati
4. Dioleskan vaselin pada penutup botol agar kedap suara
5.  Ditutup ujung pipa berskala dengan jari selama satu menit. Kemudian lepaskan dan tutuplah dengan setetes air berwarna/ eosin tepat pada skala 0 ml dengan menggunakan siringe
6. Ditandai atau dicatat letak pergerakan eosin, diamti perubahannya pada setiap 2 menit selama 10 menit, dan dicatat pada tabel pengamatan.
(catatan: data yang diambil adalah lamanya pernapasan dilihat dari pergerakan eosin pada pipa kapiler. Jika skala yang digunakan berskala 0,1 sampai 0,2 dst, jarak dibagi menjadi 5 bagian maka 1 skala bernilai 0,01 cm3 /detik/ gr atau 10 x 10-3 cm3/ detik/ gr).
7. Bila specimen yang akan diukur laju respirasinya, dicuci respirometer sampai bersih, ditiup pipa kapiler agar air yang tersangkut di dalam pipa dapat keluar. Dilakukan kegiatan 1 sampai 6 pada specimen lain.
8. Selesai praktikum semua alat yang sudah digunakan dicuci sampai bersih dan disimpan pada tempatnya.

BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Tabel Pengamatan

2 Menit Ke-
Jarak Yang Di Tempuh Eosin
Hewan 1  (0,05 gr)
Hewan 2  (0,09 gr)
1
0,32 ml
0,42 ml
2
0,53 ml
0,63 ml
3
0,71 ml
0,9 ml
4
0,83 ml
1,0 ml
5
1,0 ml
1,163 ml
Rata-Rata
0,68 ml
0,8 ml


BAB V
ANALISA
Setiap makhluk hidup hidup pasti bernapas setiap watunya. Hal itu dilakukan untuk bertahan hidup. Namun, frekuensi pernapasan setiap makhluk atau individu berbeda, tergantung dari aktivitasnya, berat tubuh, jenis kelamin, posisi tubuh, suhu tubuh, usia, dll.
Pada kegiatan praktikum kali ini kita menggunakan hewan berjenis serangga yaitu belalang sebanyak 2 buah dalam ukuran dan berat yang berbeda. Hewan pertama yang digunakan memiliki berat kurang lebih 0,05 gr dan hewan yang satunya lagi memiliki berat kurang lebih 0,09 gr. Penngujian dilakukan dalam waktu sepuluh (10) menit dan dibagi dalam 5 tahapan, yaitu pengukuran dilakukan setiap 2  menit sekali.
Berdasarkan data tersebut dapat kita ketahui bahwa hewan kedua banyak memerlukan oksigen dari pada hewan pertama. Pada saat melakukan pengujian, hewan-hewan (specimen) yang diamati dalam keadaan yang tenang ataupun tidak banyak melakukan aktivitas yang berarti.
Jika kita lihat dari berat tubuhnya, hewan kedua ternyata lebih berat berat dari hewan pertama. Maka sesuai dengan teori, hewan yang lebih berat akan membutuhkan oksigen yang lebih banyak dan hal tersebut terbukti.
Penggunaan KOH dalam praktikum ini adalah untuk menetralkan gas atau udara yang ada di dalam botol/ tabung. Seperti yang kita ketahui KOH adalah jenis senyawa basa kuat dan Co2 yang merupakan hasil dari pernapasan adalah senyawa asam. Jika senyawa asam dan basa bereaksi akan senyawa itu akan berubah menjadi netral. Untuk itu, fungsi KOH dalam kegiatan ini adalah untuk menetralkan udara dalam botol.

Jawaban Pertanyaan:
·         Apa fungsi KOH dalam kegiatan ini?
Jawab:
KOH berfungsi untuk menetralkan udara yang ada di dalam tabung.
·         Pada kegiatan ini, faktor apa yang ingin diketahui menyangkut jumlah volume udara yang dibutuhkan?
Jawab:
Pengaruh berat tubuh terhadap frekuensi pernapasan hewan.
·         Selain berat tubuh, faktor-faktor apa saja yang mempenngaruhi kecepatan respirasi?
Jawab:
1.      Usia
2.      Jenis kelamin 
3.      Suhu tubuh
4.      Posisi tubuh 
5.      Aktivitas 
BAB VI
PENUTUP
6.1  Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat kita simpulkan bahwa ternyata benar berat tubuh mempengaruhi besarnya frekuensi pernapasan. Semakin berat bobot tubuh sutu makhluk maka kebutuhannya akan oksigen akan semakin banyak dan frekuensi pernapasan juga akan semakin besar.

6.2  Saran
Sebaiknya dalam melakukan kegiatan praktikum ini, didmpingi oleh guru pembimbing agar lebih teratur dan terarah. Kita harus lebih hati-hati dalam mengguanakan alat-alat laboratorium karena di sana banyak sekali bahan-bahan yang terbuat dari kaca yang mudah pecah.
Selain itu, kita juga harus menaruh perhatian ekstra terhadap penggunaan bahan-bahan atau zat-zat kimia yang digunakan selama praktikum. Bahan-bahan tersebut bisa saja membuat kita terluka atau cidera. Misalnya saja KOH. KOH merupakan senyawa basa, apabila terkena kulit akan meyebabkan alergi dan iritasi. Apalagi bila tangan atau kulit kita dalam keadaan basah atau lembab maka itu akan lebih cepat bereaksi. Untuk itu kita harus memastikan bahwa tangan kita dalam keadaan yang kering untuk meminimalisir dampak yang akan muncul.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah,  dkk. 2007. BIOLOGI 2 SMA dan MA KELAS XI. Jakarta: Esis          
http://indraal-ayushufi.blogspot.com/2012/10/cerpen.html


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda