Respirasi pada Hewan Praktek Biologi SMA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan
praktikum kali ini adalah untuk memahami pengaruh berat tubuh terhadap
kecakapan pernapasan pada hewan dengan menggunakan Respirometer.
1.2 Landasan Teori
Pernapasan adalah proses pertukaran gas
yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya.
Pernapasan juga dapat diartikan sebagai proses dimana kita menghirup oksigen
dari udara serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Frekuensi pernapasan
adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit, dari dalam ke
luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya intensitas pernapasan
pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali. Cepat lambatnya makhluk hidup melakukan
pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebgai berikut.
1.
Usia
anak-anak lebih banyak frekuensi
pernafasannya daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan anak-anak masih dalam
usia pertumbuhan sehingga banyak memerlukan energi. Oleh sebab itu,
kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dibandingkan orang tua.
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan.
3.
Suhu Tubuh
Pada saat suhu tubuh menurun maka tubuh akan meningkatkan metabolismenya
sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat.
4.
Posisi Tubuh
Pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehinngga oksigen yang
dibutuhkan kan meningkat dibanding saat duduk.
5.
Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
6. Berat Tubuh
Semakin berat bobot tubuh makhluk hidup maka akan semakin banyak pula
frekuensi pernapsannya.
Serangga mempunyai alat pernapasan
khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2
ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak
membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar
melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.
Selanjutnya dari stigma, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan
sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran
gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh
yang bergerak secara teratur.
BAB
II
ALAT
DAN BAHAN
2.1
Alat
-
Respirometer 1 buah
-
Siringe 1 buah
-
Jam Tangan 1 buah
-
Neraca Digital 1 buah
2.2
Bahan
-
KOH secukupnya
-
Kapas secukupnya
-
Eosin secukupnya
-
Vaselin
-
Specimen yang akan diamati
BAB
III
PERCOBAAN
3.1 Langkah Kerja
1.
Ditimbang specimen
2.
Dimasukan koh dalam kapas secara
hati-hati lalu digulung kemudian dimasukan kedalam tabung respirometer.
3.
Dimasukkan specimen yang sudah ditentukan
beratnya ( ditimbang beratnya ) dan dimasukkan ke dalam botol respirometer,
kemudian disatukan pipa kapiler respirometer dengan tabung respirometer dengan
hati-hati
4.
Dioleskan vaselin pada penutup botol agar
kedap suara
5.
Ditutup ujung pipa berskala dengan jari
selama satu menit. Kemudian lepaskan dan tutuplah dengan setetes air berwarna/
eosin tepat pada skala 0 ml dengan menggunakan siringe
6.
Ditandai atau dicatat letak pergerakan
eosin, diamti perubahannya pada setiap 2 menit selama 10 menit, dan dicatat
pada tabel pengamatan.
(catatan: data yang
diambil adalah lamanya pernapasan dilihat dari pergerakan eosin pada pipa
kapiler. Jika skala yang digunakan berskala 0,1 sampai 0,2 dst, jarak dibagi
menjadi 5 bagian maka 1 skala bernilai 0,01 cm3 /detik/ gr atau 10 x
10-3 cm3/ detik/ gr).
7.
Bila specimen yang akan diukur laju
respirasinya, dicuci respirometer sampai bersih, ditiup pipa kapiler agar air
yang tersangkut di dalam pipa dapat keluar. Dilakukan kegiatan 1 sampai 6 pada
specimen lain.
8.
Selesai praktikum semua alat yang sudah
digunakan dicuci sampai bersih dan disimpan pada tempatnya.
BAB
IV
HASIL
PERCOBAAN
4.1
Tabel Pengamatan
2
Menit Ke-
|
Jarak
Yang Di Tempuh Eosin
|
|
Hewan
1 (0,05 gr)
|
Hewan
2 (0,09 gr)
|
|
1
|
0,32
ml
|
0,42
ml
|
2
|
0,53
ml
|
0,63
ml
|
3
|
0,71
ml
|
0,9
ml
|
4
|
0,83
ml
|
1,0
ml
|
5
|
1,0
ml
|
1,163
ml
|
Rata-Rata
|
0,68
ml
|
0,8
ml
|
BAB
V
ANALISA
Setiap makhluk
hidup hidup pasti bernapas setiap watunya. Hal itu dilakukan untuk bertahan
hidup. Namun, frekuensi pernapasan setiap makhluk atau individu berbeda,
tergantung dari aktivitasnya, berat tubuh, jenis kelamin, posisi tubuh, suhu
tubuh, usia, dll.
Pada kegiatan praktikum
kali ini kita menggunakan hewan berjenis serangga yaitu belalang sebanyak 2
buah dalam ukuran dan berat yang berbeda. Hewan pertama yang digunakan memiliki
berat kurang lebih 0,05 gr dan hewan yang satunya lagi memiliki berat kurang
lebih 0,09 gr. Penngujian dilakukan dalam waktu sepuluh (10) menit dan dibagi
dalam 5 tahapan, yaitu pengukuran dilakukan setiap 2 menit sekali.
Berdasarkan data tersebut dapat
kita ketahui bahwa hewan kedua banyak memerlukan oksigen dari pada hewan pertama.
Pada saat melakukan pengujian, hewan-hewan (specimen) yang diamati dalam
keadaan yang tenang ataupun tidak banyak melakukan aktivitas yang berarti.
Jika kita lihat dari berat
tubuhnya, hewan kedua ternyata lebih berat berat dari hewan pertama. Maka
sesuai dengan teori, hewan yang lebih berat akan membutuhkan oksigen yang lebih
banyak dan hal tersebut terbukti.
Penggunaan KOH dalam praktikum ini
adalah untuk menetralkan gas atau udara yang ada di dalam botol/ tabung.
Seperti yang kita ketahui KOH adalah jenis senyawa basa kuat dan Co2
yang merupakan hasil dari pernapasan adalah senyawa asam. Jika senyawa asam dan
basa bereaksi akan senyawa itu akan berubah menjadi netral. Untuk itu, fungsi
KOH dalam kegiatan ini adalah untuk menetralkan udara dalam botol.
Jawaban
Pertanyaan:
·
Apa fungsi KOH
dalam kegiatan ini?
Jawab:
KOH
berfungsi untuk menetralkan udara yang ada di dalam tabung.
·
Pada kegiatan
ini, faktor apa yang ingin diketahui menyangkut jumlah volume udara yang
dibutuhkan?
Jawab:
Pengaruh
berat tubuh terhadap frekuensi pernapasan hewan.
·
Selain berat
tubuh, faktor-faktor apa saja yang mempenngaruhi kecepatan respirasi?
Jawab:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Suhu tubuh
4. Posisi tubuh
5. Aktivitas
BAB
VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum
yang telah dilakukan dapat kita simpulkan bahwa ternyata benar berat tubuh
mempengaruhi besarnya frekuensi pernapasan. Semakin berat bobot tubuh sutu
makhluk maka kebutuhannya akan oksigen akan semakin banyak dan frekuensi
pernapasan juga akan semakin besar.
6.2 Saran
Sebaiknya
dalam melakukan kegiatan praktikum ini, didmpingi oleh guru pembimbing agar
lebih teratur dan terarah. Kita harus lebih hati-hati dalam mengguanakan
alat-alat laboratorium karena di sana banyak sekali bahan-bahan yang terbuat
dari kaca yang mudah pecah.
Selain itu, kita
juga harus menaruh perhatian ekstra terhadap penggunaan bahan-bahan atau
zat-zat kimia yang digunakan selama praktikum. Bahan-bahan tersebut bisa saja
membuat kita terluka atau cidera. Misalnya saja KOH. KOH merupakan senyawa
basa, apabila terkena kulit akan meyebabkan alergi dan iritasi. Apalagi bila
tangan atau kulit kita dalam keadaan basah atau lembab maka itu akan lebih
cepat bereaksi. Untuk itu kita harus memastikan bahwa tangan kita dalam keadaan
yang kering untuk meminimalisir dampak yang akan muncul.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2007. BIOLOGI 2 SMA dan MA KELAS XI. Jakarta: Esis
http://indraal-ayushufi.blogspot.com/2012/10/cerpen.html
Label: pendidikan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda